Banner HIMA 2021

Semarak HUT RI ke-75: Persembahan Santri Masda untuk Negeri

Sejumlah santri melaksanakan latihan bersama untuk menyambut Semarak HUT RI ke-75 di Mashlahatul Hidayah. (foto/istimewa).

SUMENEP, Masda.id - Enam bambu setinggi sekitar 7 meter berdiri tegak di lahan kosong di depan kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah Errabu Bluto Sumenep. Satu di antara bambu-bambu yang masih hijau itu terpasang Bendera Merah Putih. Terpasang pula bendera Yayasan Mashlahatul Hidayah. Bambu-bambu yang membentuk segi empat tersebut adalah hasil kerja sejumlah santri Mashlahatul Hidayah. Mereka yang juga anggota pramuka tengah bersiap menyambut Hari Pramuka Jumat 14 Agustus 2020.

Baca: Santri Mashalatul Hidayah Akan Pawai Lampion Keliling Desa

Sore itu, Rabu 12 Agustus 2020, sekitar pukul 16.00 puluhan santri dengan seragam bebas terlihat berbaris di dekat bambu-bambu tersebut. Sesekali terdengar yel yel dan tepukan tangan disertai gerakan-gerakan badan. Sementara dari Aula Lantai 2 yang terletak di sebelah barat kediaman pengasuh, puluhan santri putri baru saja keluar dari ruang kelas. Mereka baru saja berlatih drama untuk memeriahkan Semarak HUT RI ke-75 pada 17 Agustus 2020.

Ya, Mashalatul Hidayah akan punya gawe besar dalam rangka menyambut HUT RI ke-75 tahun 2020. Sabtu (9/8) lalu, bertempat di Aula MA Mashlahatul Hidayah, panitia telah melaksakan rapat ceking akhir rangkaian Semarak HUT RI 2020. Kegiatan yang dimotori oleh Ikatan Alumni Muda Mashlahatul Hidayah (IKA-MM) dan Organisasi Santri Mashlahatul Hidayah (ORISMA)tersebut  mengambil tajuk "Dari Santri untuk Negeri".

Laporan panitia, kegiatan akan berlangsung selama empat hari, mulai Jumat (14/08) hingga Senin (17/08/2020). Pembukaan kegiatan akan berlangsung bersamaan dengan Upacara Hari Pramuka pada Tanggal 14 Agustus 2020 pagi dan akan ditutup dengan Masda Bersholawat pada Tanggal 17 Agustus 2020 malam.

Baca: Rundown Acara Semarak HUT RI ke-75 "Dari Santri Untuk Negeri" Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah

Semarak HUT RI ke-75 tahun ini dikemas dengan sejumlah lomba dan kegiatan. Selain Upacara Hari Pramuka dan Masda Bershalawat, beberapa kegiatan yang akan digelar antara lain Upacara 17 Agustus, Pawai Karnaval, dan Pawai Lampion. Kegiatan juga akan dimeriahkan dengan aneka macam lomba, antara lain Lomba Tata Boga, Lomba Memasukkan Benang Dalam Jarum, Lari Karung, Fasion, dan Drama Kolosal bertema Pahlawan dan Perjuangan Kemerdekaan. 

Ketua Orisma Sayyidi mengatakan, Orisma sengaja mengemas kegiatan ini dengan sejumlah kegiatan agar lebih meriah. Pasalnya, perayaan Haflatul Imtihan beberapa waktu lalu tidak bisa dilaksanakan secara sempurna karena pandemi Covid-19. Karena itu, sebagai gantinya, HUT RI haruslah lebih meriah daripada tahun-tahun sebelumnya. 

"Kami pun berencana menggandeng IKA-MM sebagai patner agar kegiatan bisa berjalan maksimal. Dari IKA-MM pun menyambut baik," katanya kepada Masda.id.

Selain itu, Sayyidi melanjutkan, HUT RI ke-75 sebagai salah satu Hari Besar Nasional memang perlu digaungkan sebagai pengingat kepada masyarakat dan para pelajar bahwa 17 Agustus adalah hari bersejarah. Berkat pejuangan para pahlawan, Indonesia bisa merdeka.

"Kita sebagai generasi muda harus terus mengingat perjuangan mereka yang telah mendahului kita. Kita sudah enak, tidak seperti para pahlawan yang sampai mengorbankan nyawa demi kemerdekaan. Makanya, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya,"papar Sayyidi.

Ketua IKA-MM Miftahul Arifin menambahkan, mengisi kemeredaan menjadi tugas seluruh masyarakat Indonesia sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Seorang pelajar misalnya, maka cara terbaik untuk mengisi kemerdekaan ialah dengan cara belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.

"Indonesia adalah amanat dari para pahlawan. Sebagai generasi penerus, kita diberi tanggung jawab untuk mengemban amanah tersebut dengan sebaik-baiknya," katanya.

Baca: Pawai Karnaval Tema Pahlawan Bakal Memeriahkan Semarak HUT RI ke-75 Mashlahatul Hidayah

Ia menambahkan, santri memiliki peran besar dalam proses kemerdekaan. Banyak dari para pahlawan tak lain berasal dari kalangan santri. Arifin mencontohkan Kiai Hasyim Asy'ari dengan gerakan resolusi jihadnya pada 10 november 1945 yang kemudian diperingati sebagai hari pahlawan. Selain itu, ada Pangeran Diponegoro sehingga meletuslah Perang Jawa selama bertahun-tahun.

"Kiai Hasyim Asy'ari dan Pangeran Diponegoro adalah seorang santri. Keduanya adalah pejuang kemerdekaan yang sejati, dan masih banyak lagi yang lain," katanya.

Oleh karena itu, menurut Arifin, merayakan hari kemerdekaan selain sebagai bentuk mengenang jasa para pahlawan dapat dikatakan sebagai penegasan kembali identitas kesantrian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Santri zaman dulu tak cuma bisa ngaji dan ngajar ilmu agama, tapi juga ikut berjuang. Hari kemerdekaan ini adalah refleksi bagi kita semua kaum santri, bahwa santri punya tanggung jawab besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," imbuhnya. [Lai/pin]

Posting Komentar

0 Komentar