Banner HIMA 2021

Khutbah Pengasuh Mashlahatul Hidayah di Hari Raya Idul Adha 1442

Foto saat Pengasuh menyampaikan khutbah Hari Raya Idul Adha. (foto. Badri)

Assalamu'alaikum, Wr. Wb. 

Allahu akbar..6x. Allahu akbra kabiro wa al-hamdulillahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila, lailaha illallahu wallahhu akbar, allahu akbar walillahi al-hamd.

Alhamdulillahi ahmaduhu subhananu wa ta'ala wa asykuruhu ala jami'i ni'amihi al-ghizari, wa ala qisamihi al-midrari. Wa asyhadu an-laila illahu wahdahu la syarikalahu syadatan tunji qailaha min adzabin an-nari. Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu an-nabiyyu al-mukhtar. Allahumman shalli wasallim wabarik ala 'abdina wa rasulika sayyidana muhammadin wa ala alihi wa ashhabihi al-akhyar. Wa sallama tasliman katsira. Amma ba'du.

Faya ayyuha al-hadhirun rahimakumullah. Ittaqullaha waf'alu al-khairat. Wajtanibu al-sayyiat, fi kulli waqtin wahin. Fa al-taqwa wa shiyyatallahi al-awwalin wa al-akhirin, wa syi'arul mu'minin, wa ditsaru al-muttaqin.

Hadirin Jama'ah Shalat Idul Adha Rahimakumullah...

Pada kesempatan yang sangat bahagia ini, mari bersama meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan semua dan semua larangan-Nya. Selain itu, mari bersama-sama tingkatkan syukur kita atas segala rahmat, nikmat, taufik, serta hidayah yang telah Allah berikan kepada kita sehingga dengan rasa syukut dan niat ikhlas kita akan mendapat keridhaan Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an; “Lan yanalallaha luhumuha wala dimauha walakin yanaluhu at-taqwa minkum” . Artinya: Allah tidak akan menerima daging-daging hewan yang dijadikan qurban dan (tidak juga) darahnya kecuali Allah akan menerima ketakwaannya orang-orang tersebut.

Berdasarkan ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya qurban yang diterima oleh Allah adalah qurban yang dilaksanakan dengan dasar taat dan ikhlas karena Allah. Bukan karena riya dan karena ingin menpatkan pujian dari orang lain. Karena semua amal harus didasarkan pada ikhlas menurut islam. Hal ini sebagai pendidikan kepada islam untuk memperkokoh jiwa sosial bagi orang kaya terhadap orang miskin dan hal ini sebagai latihan untuk mengatur kekayaan kekayaan di jalan Allah.

Hadirin Jama'ah Shalat Idul Adha Rahimakumullah...

Kembali kepada masalah qurban, sesungguhnya ibadah qurban itu tidak hanya memandang orang yang kaya, bahkan orang-orang yang kurang/tidak mampu jika memiliki keinginan untuk melakukan ibadah qurban maka boleh berqurban dengan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana telah dijelaskan dalam hadist:

“Li annahu shallallahu alaihi wasallam: dhohaa fi mina 'an nisa'ahi bil baqarah”, (Riwayat As-Syaikhan), diambil dari kitab Iqna' Juz 2, hlm: 278. Kemudian penjelasannya adalah; “Dhohha rasulullahi shallallahu 'alaihi wasallam bikabsyaini. Wa qala : Allahumma taqabbal min muhammadin wa ali muhammadin wa min ummati muhammadin. (Kitab Iqna' Juz 2, hlm: 279)

Didasarkan pada pernyataan Imam Abu Ayub al-Anshari, “Kunna ala ahdi rasulullahi shallahu alaili wasallam, yudhohhi 'an rajulin wa ahli baitihi” . Maksud dari pernyataan tersebut adalah menjelaskan bahwa satu kambing itu cukup dijadikan kurban untuk satu keluarga, demikian juga menurut pendapat Imam Syafi'ie.

Bahkan qurban untuk orang yang tidak bisa dilakukan dengan cara sumbangan/patungan sebanyak 7 (tujuh) kepala keluarga. Sebab, sesungguhnya yang dimaksud “berqurban sapi untuk tujuh orang” itu bukan merupakan pribadi tapi bisa untuk “tujuh kepala keluarga”. Hal tersebut dijelaskan dalam satu keterangan; karena (qurban) tidak sama dengan zakat fitrah, jika zakat fitrah untuk perorangan. Wallahu a'lam

Hadirin Jama'ah Shalat Idul Adha Rahimakumullah...

Adapun kebaikan yang akan Allah berikan kepada orang yang berqurban adalah menjadikan setiap helai bulu qurban menjadi satu kebaikan (untuk yang berqurban). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Al-udhiyatu li shahibiha bikulli sya'ratin hasanatun” . Adapun qurban untuk orang yang berqurban dibalaskan pahala dari setiap helai hewan menjadi satu-satunya kebaikan.

A'udzubillahi mina as-syaithanirrajim, rabbana innaka ta'lamu ma nukhfi, wama ta'lunna wama yukhfi alallahi min syaiin fil ardhi wa la fissama' .

Barokallahu liwalakum fi al-quranil adhim. Wa nafa'ana wa iyyakum bima fihi minal ayati wa dzikril hakim. Wataqobbala minni tilawatu, innahu huwa at-tawwabu ar-rahim. Waqul rabbil ar-ham wa anta khairul ar-rahimin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


*Khutbah disampaikan dalam bahasa Madura oleh K. Syamlan, S.Ag., Pengsuh PP. Mashlahatul Hidayah, Pada Hari Raya Idul Adha 1442 / 20 Juli 2021, di Mushalla Puteri PP. Mashlahatul Hidayah Errabu Bluto Sumenep.

 

Penerjemah : Lailul Ilham  

Posting Komentar

0 Komentar