Sumenep - Masda.id. Santri Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah yang terbagi dalam beberapa kelompok melakukan penelitian terhadap beberapa petani Inovatif di Desa Errabu (22/02/2021). Penelitian dilakukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran dan tugas jurnalistik santri.
Pergantian musim beberapa tahun lalu merupakan
fase transisi bagi para petani desa Errabu, dimana musim penghujan mulai tidak
menentu sehingga menyebabkan sebagian petani beralih profesi dari yang semula
menanan jagung dan kacang-kacangan, saat ini beralih menjadi petani Tomat,
Porang, Bawang, Sawi, dan tanaman-tanaman lainnya.
Pada musim-musim sebelumnya, saat musim
penghujan para petani menanam jagung dan menanam tembakau saat musim kemarau.
Namun sekarang masyarakat sudah berinovasi dengan menanam tanaman jenis baru
dan belum banyak dibudidayakan masyarakat sekitar.
Bapak Hasan Badri menyatakan: “saya sebenarnya
mengetahui tanaman jenis Porang ini sejak tahun 2019 dan baru membudidayakan di
pertengahan tahun ini (2020), karena saya masih melakukan studi banding ke
daerah Nganjuk untuk mengetahui caara bercocok tanam jenis Porang itu”.
Jelasnya
Setelah melakukan studi banding, kemudian tahun
ini bapak Hasan Badri melakukan budidaya mandiri di desa Errabu. Proses budidaya
dilakukan di lahan yang memang memenuhi standar lahan yang dibutuhkan. Dalam
penanan Porang, luas lahan yang dibutuhkan 500m, yang memuat 1000 bibit, dengan
jarak tanam 40/60 cm.
Kemudian; “saat ini, tanaman ini sedang buming.
Selain hasilnya yang menjanjikan, hasil panen Porang juga bisa diekspor ke luar
negeri”. Bapak Hasan menegaskan
Modal yang dikeluarkan untuk budidaya Porang
memang cukup besar, lebih besar dari biaya pertanian pada umumnya (Jagung,
Tembakau, Kacang Hijau, Kedelai, Cabai, Bawang, dll). Namun hal itu dianggap wajar,
sebab hasil panen Porang juga cukup besar.
Bapak Hasal Badri berharap percobaan budidaya
Porang pertama ini berhasil, supaya menjadi awal dari usaha percobaan bibit
pertanian baru di desa. Selain itu untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga
serta semoga menjadi referensi pertanian baru bagi masyarakat, khususnya
masyarakat desa Errabu dan sekitarnya. [Fit/Ham]
Wartawan: Diana Safitri, asal Errabu Bluto, Santri kelas XI (IPS) Mashlahatul Hidayah. Aktif berkegiatan di Organisasi Santri Mashlahatul Hidayah (ORISMA) Komisi B (Bidang Pendidikan).
0 Komentar