Banner HIMA 2021

Sebagian Petani Desa Errabu Beralih Ke Budi Daya Tomat

Foto: Bersama Bapak Misyono

Sumenep – Masda.id, Santri kelas XI (IPS) Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah melakukan penelitian terhadap petani tomat (22/02/2021), di lingkungan masyarakat Desa Errabu.

Kegiatan penelitian tersebut merupakan tugas Mata Pelajaran Prakarya yang materi semester dua fokus membahas tentang obyek budidaya pertanian atau peternakan warga. Santri terbagi menjadi beberapa kelompok penelitian, dan kelompok 2 terdiri dari Moh. Syukron, Hardiansyah, Siti Fatimah, Yaqinatul Muzayyana, dan Lisa Kurratul Aini, yang bertugas melakukan penelitian terhadap pelaku budidaya tomat di lingkungan sekitar pesantren.

Salah satu petani yang diwawancarai adalah Bapak Misyono, warga Desa Errabu yang melakukan budidaya tomat di sebagian lahan milikinya, yang lokasi lahannya tepat di sebelah barat rumah Kepala Desa Errabu. Dalam wawancara, para santri mengajukan berbagai pertanyaan termasuk terkait luas lahan, modal yang dikeluarkan, cara pemeliharaan, pemasaran, harga jual, serta keuntungan yang diperoleh.

“sebenarnya pemeliharaannya tidak terlalu susah, tapi memang butuh ketelatenan. Dengan terus mempertahtikan pertumbuhan bibit dan memberi obat tertentu, supaya bibit terus tumbuh, sampai berbuah”. Ungkap Bapak Misyono

Bapak Misyono termasuk petani yang sudah mencoba beberapa jenis pertanian termasuk budidaya tomat yang baru dilakukan sekitar satu tahun yang lalu. Selain budidaya tomat, pada musim sebelumnya Bapak Misyono juga mencoba budidaya Lombok Hijau , dan pada musim kali ini fokus menanan tomat.

Kemudian bapak Misyono juga mengungkapkan bahwa; “harga tomat yang biasanya mencapai harga Rp. 5.000/kg, tapi sekarang hanya Rp. 3.500/kg. ini termasuk harga yang murah”. Tegasnya 

Sebagaimana jenis pertanian lainnya, harga jual tomat di pasaran juga tidak menentu, cenderung fluktuatif. Pada musim kali ini harga jual tomat berkisar di harga Rp. 3.500/kg, dan pada musim kemarau sebelumnya harga tomat mengalami penurunan drastis sampai menyentuh harga 1.500/kg, dan situasi tersebut sangat memperihatinkan para petani.

Curah hujan pada musim kali ini cenderung tidak menentu, sehingga masyarakat harus kerja ekstra memperhatikan dan merawat bibit pertaniannya. Masyarakat berharap pada musim berikutnya hasil panen semakin melimpah dan harga jual mengalami kenaikankan, supaya bisa menutup modal dan untuk modal pertanian di musim berikutnya. [Qin/Ham]


Jurnalis: Yaqinatul Muzayyana, Asal Muncek Tengah Lenteng, Santri kelas XI (IPS) Mashlahatul Hidayah, Aktif berkegiatan di ORISMA Komisi A (Bidang Kesantrian).

Posting Komentar

0 Komentar