Banner HIMA 2021

Hanya Sebatas Mimpi


foto: mentengpers.com

Seseorang berdiri di samping pohon di taman, tatapannya tertuju ke depan. Entah apa yang sedang dilihat. Tampak hanya beberapa orang di taman itu, termasuk beberapa anak-anak yang sedang bermain bersama keluarganya, dan ada pula beberapa orang yang sedang berduaan bercanda mesra, dan sesekali mereka melihat ke tempat yang sama dan tersenyum bersama.

“kamu benar-benar cantik…” gumamnya

###

Hari ini matahari menyengat kulit, aku menenangkan hati di taman, tepat di taman yang juga banyak orang mengagumi. Aku selalu mengucap syukur atas keindahan yang Tuhan berikan kepada dunia ini, yang khusus dicipta untuk selurh umatnya.

Aku duduk di salah kursi kayu, di bawah pepohonan rindang. Di sini tidak banyak orang, hanya seorang anak bermain dan berlarian, dan di sudut yang lain dua orang sedang bercanda, sepertinya mereka sedang berpacaran (sangkaku).

Sambil menikmati suasana, aku mulai membuka sebuah buku yang sengaja dibawa dari rumah. Buku itu dibawa memang untuk aku baca di tempat ini, entah ada perasaan berbeda setiap membaca di tempat ini.

Beberapa menit kemudian…

“nich…” suara itu membuatku mengangkat wajah hingga melihat siapakah pemilik suara itu.

“maksudnya…?” ucapku tak mengerti

Dia tak memberikan jawaban apapun, sambil merangkul buku tiba-tiba dia duduk di kursi sebelah. Lalu dia menatap dan tersenyum.

“mengapa kau ada disini..?” ucapnya memecahkan keheningan

“mestinya aku yang menanyakan itu. Kenapa kamu di sini?” kataku tanpa melihatnya

Dia tidak menjawab, aku hanya mendengan helaan nafas yang begitu berat. Aku tau alasan dia datang ke sini dan memberikan buku yang sebelumnya pernah diberikan namun tidak aku terima. Dia seorang laki-laki bermuka dingin, cuwek, tidak pernah bicara denganku, apalagi duduk bersama seperti ini, itu tidak mungkin. Tapi entah mengapa tiba-tiba dia datang melakukan hal sebaliknya. Dia tersenyum sangat manis, mungkin orang lain tidak pernah melihatnya. Terlihat ada luapan kebahagiaan namun seribu pertanyaan masih tetap menghantui pikiranku.

“jangan banyak bicara, bacalah buku ini. Tapi kamu harus membacanya di rumah..” ucapnya dingin

Walaupun penuh keraguan, aku memberanikan diri menatapnya lalu dia menyerahkan bukunya kepadaku. Aku menerima walaupun tak mengerti apa maksud semua ini.

“baklah…” jawabku

Sebelum pergi, dia mengusap lembut kepalaku, dan aku tersenyum penuh bahagia.

Mataku mulai terasa panas, sesekali berkedip, aku yakin air mata ini akan jatuh tanpa seizinku. Kamu tau, semua itu membuatku ingat kepada masa lalu kita.

Melupakan kenangan denganmu adalah perkara paling sulit untuk dilakukan namun aku akan berusaha untuk melupakan, karena aku tahu, aku bukan yang terbaik bagimu.

###

Kring.. kring..

“Astaghfirllah…” aku kaget tiba-tiba alarm jam kamarku berbunyi. Aku bangun dari tempat tidur lalu duduk, aku merasa jantungku berdetak kencang, tak terkontrol. Ada apa denganku..?, apa yang sebenarnya terjadi..?, aku mengingat segala sesuatu yang pernah terjadi.

“ah.. ternyata aku bermimpi”

“Ya Allah, kenapa aku harus memimpikannya lagi…” lanjutku

Memimpikan seorang yang aku cintai adalah hal terindah bahkan aku tak ingin keluar dari mimpi itu, jika itu hal yang nyata. Tapi sayang, itu hanya sebatas mimpi dan tak mungkin terjadi.

Banyak orang yang menafsirkan arti mimpi, termasuk sebagian menganggap mimpi hanya sebatas bunga tidur. Tapi aku ingin sekali itu terjadi dalam kehidupan nyata, karena kau tau, aku hanya bisa duduk, berbicara, dan tersenyum bersamamu hanya dalam mimpi. Aku tak menginginkan apa-apa, hanya saja aku ingin semua itu menjadi kenyataan.

Menjauhlah…

Pergilah sejauh mungkin, jangan pernah kembali karena kamu tak tau bahwa akulah yang paling tersakiti. Pilihlah keputusanmu sendiri, jalani hudupmu, dan lakukan apa yang ingin dilakukan. aaahh.. aku tak suka menyimpan perasaan ini, aku harus lakukan sesuatu, melawan hayalanku yang telah melewati batas tentangmu.

 

St. Fatimah, Alamat Muncek Timur Lenteng, santri kelas XI (IPS) Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah. Aktif berkegiatan di Organisasi Santri Mashlahatul Hidayah (ORISMA) Komisi D (Bidang Seni dan Olahraga), Personel Banjari Puteri.


Posting Komentar

0 Komentar