foto: mentengpers.com
Seseorang berdiri di samping pohon di taman, tatapannya tertuju ke depan. Entah apa yang sedang dilihat. Tampak hanya beberapa orang di taman itu, termasuk beberapa anak-anak yang sedang bermain bersama keluarganya, dan ada pula beberapa orang yang sedang berduaan bercanda mesra, dan sesekali mereka melihat ke tempat yang sama dan tersenyum bersama.
“kamu
benar-benar cantik…” gumamnya
###
Hari ini matahari
menyengat kulit, aku menenangkan hati di taman, tepat di taman yang juga banyak
orang mengagumi. Aku selalu mengucap syukur atas keindahan yang Tuhan berikan
kepada dunia ini, yang khusus dicipta untuk selurh umatnya.
Aku duduk di
salah kursi kayu, di bawah pepohonan rindang. Di sini tidak banyak orang, hanya
seorang anak bermain dan berlarian, dan di sudut yang lain dua orang sedang
bercanda, sepertinya mereka sedang berpacaran (sangkaku).
Sambil
menikmati suasana, aku mulai membuka sebuah buku yang sengaja dibawa dari rumah.
Buku itu dibawa memang untuk aku baca di tempat ini, entah ada perasaan berbeda
setiap membaca di tempat ini.
Beberapa menit
kemudian…
“nich…” suara
itu membuatku mengangkat wajah hingga melihat siapakah pemilik suara itu.
“maksudnya…?”
ucapku tak mengerti
Dia tak memberikan
jawaban apapun, sambil merangkul buku tiba-tiba dia duduk di kursi sebelah.
Lalu dia menatap dan tersenyum.
“mengapa kau
ada disini..?” ucapnya memecahkan keheningan
“mestinya aku
yang menanyakan itu. Kenapa kamu di sini?” kataku tanpa melihatnya
Dia tidak
menjawab, aku hanya mendengan helaan nafas yang begitu berat. Aku tau alasan
dia datang ke sini dan memberikan buku yang sebelumnya pernah diberikan namun
tidak aku terima. Dia seorang laki-laki bermuka dingin, cuwek, tidak pernah
bicara denganku, apalagi duduk bersama seperti ini, itu tidak mungkin. Tapi
entah mengapa tiba-tiba dia datang melakukan hal sebaliknya. Dia tersenyum
sangat manis, mungkin orang lain tidak pernah melihatnya. Terlihat ada luapan
kebahagiaan namun seribu pertanyaan masih tetap menghantui pikiranku.
“jangan banyak
bicara, bacalah buku ini. Tapi kamu harus membacanya di rumah..” ucapnya dingin
Walaupun penuh
keraguan, aku memberanikan diri menatapnya lalu dia menyerahkan bukunya kepadaku.
Aku menerima walaupun tak mengerti apa maksud semua ini.
“baklah…”
jawabku
Sebelum pergi,
dia mengusap lembut kepalaku, dan aku tersenyum penuh bahagia.
Mataku mulai terasa
panas, sesekali berkedip, aku yakin air mata ini akan jatuh tanpa seizinku.
Kamu tau, semua itu membuatku ingat kepada masa lalu kita.
Melupakan
kenangan denganmu adalah perkara paling sulit untuk dilakukan namun aku akan berusaha
untuk melupakan, karena aku tahu, aku bukan yang terbaik bagimu.
###
Kring.. kring..
“Astaghfirllah…”
aku kaget tiba-tiba alarm jam kamarku berbunyi. Aku bangun dari tempat tidur lalu
duduk, aku merasa jantungku berdetak kencang, tak terkontrol. Ada apa
denganku..?, apa yang sebenarnya terjadi..?, aku mengingat segala sesuatu yang
pernah terjadi.
“ah.. ternyata
aku bermimpi”
“Ya Allah,
kenapa aku harus memimpikannya lagi…” lanjutku
Memimpikan
seorang yang aku cintai adalah hal terindah bahkan aku tak ingin keluar dari
mimpi itu, jika itu hal yang nyata. Tapi sayang, itu hanya sebatas mimpi dan
tak mungkin terjadi.
Banyak orang yang
menafsirkan arti mimpi, termasuk sebagian menganggap mimpi hanya sebatas bunga
tidur. Tapi aku ingin sekali itu terjadi dalam kehidupan nyata, karena kau tau,
aku hanya bisa duduk, berbicara, dan tersenyum bersamamu hanya dalam mimpi. Aku
tak menginginkan apa-apa, hanya saja aku ingin semua itu menjadi kenyataan.
Menjauhlah…
Pergilah sejauh
mungkin, jangan pernah kembali karena kamu tak tau bahwa akulah yang paling
tersakiti. Pilihlah keputusanmu sendiri, jalani hudupmu, dan lakukan apa yang
ingin dilakukan. aaahh.. aku tak suka menyimpan perasaan ini, aku harus lakukan
sesuatu, melawan hayalanku yang telah melewati batas tentangmu.
St. Fatimah, Alamat Muncek Timur Lenteng, santri kelas XI (IPS) Pondok
Pesantren Mashlahatul Hidayah. Aktif berkegiatan di Organisasi Santri
Mashlahatul Hidayah (ORISMA) Komisi D (Bidang Seni dan Olahraga), Personel
Banjari Puteri.
0 Komentar