![]() |
Miftahul Arifin (Ketua IKA-MM) |
Masda.id, Sumenep - Masalah finansial menjadi salah satu bagian penting dalam pengembangan pondok pesantren di era teknologi informasi. Oleh karena itu, di samping perlunya penyelarasan program kepesantrenan dengan semangat zaman, pesantren juga perlu bergerak di sektor pengembangan ekonomi.
Ketua Ikatan Alumni Muda Mashlahatul Hidayah (IKA-MM) Miftahul Arifin mengatakan, pengembangan ekonomi pesantren diperlukan agar pesantren bisa mandiri dan tidak lagi bergantung pada swadaya atau bantuan dari pihak lain. Kemandirian pesantren di sektor ekonomi, kata Arifin, akan mendukung kelancaran program pesantren itu sendiri.
"Apalagi di era teknologi informasi seperti sekarang, dimana, pesantren dituntut untuk ikut perkembangan zaman. Tentu saja pesantren membutuhkan banyak modal untuk pengembangan kegiatan kepesantrenan disamping kebutuhan-kebutuhan lain yang memang pokok" kata Arifin kepada Masda.id, Ahad (28/07/2019).
Menurut Arifin, beberapa pesantren di Indonesia memang sudah bergerak di sektor ekonomi di samping pengembangan keilmuan kepesantrenan. Seperti pesantren Sidogori Jawa Timur yang sudah memiliki banyak minimarket dan pesantren-pesantren lain seperti Pesantren Darussalam Gontor atau Pesantren Kempek Cirebon.
"Nah ini perlu dicontoh oleh pesantren-pesantren lain terutama oleh Mashlahatul Hidayah. Ini memang tidak mudah, apalagi untuk menjadi besar seperti Sigodiri. Tetapi perlu dicoba dan dimulai dari usaha-usaha kecil yang sesuai dengan potensi lokal," papar Arifin.
Itu sebabnya, lanjut Arifin, IKA-MM pada periode sekarang menggagas program kerja pengembangan ekonomi. Meskipun untuk tahap pertama bisa dikatakan baru gagasan dan ingin melangkah karena keterbatas modal.
"Karena kita masih terbatas modal, sekarang modal itu kita kembangkan dalam bentuk investasi. Selanjutnya akan bangun usaha untuk mendukung kebutuhan ekonomi di Mashlahatul Hidayah. Ini program jangka panjang IKA-IMM," tutur Mahasiswa Pascasarjana UIN Walisongo Semarang ini.
Arifin mendorong Mashalatul Hidayah agar juga bergerak di sektor ekonomi. "Kalau Mashlahatul Hidayah sendiri bergerak, dari alumni juga bergerak maka akan sangat bagus. Syukur-syukur ke depan bisa bersinergi, tentu hasilnya akan lebih baik," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Ekonomi Sumenep (MES) Ibnu Hajar mengatakan, pesantren sebaiknya juga memperhatikan sektor ekonomi dengan bergerak dalam pengembangan usaha guna menuju kemandirian pesantren.
"Dengan pengelolaan usaha yang profesional maka akan membantu terlaksananya berbagai program dan kegiatan pesantren," kata Hajar, Ahad (27/07/2019) malam.
Selain itu, Hajar melanjutkan, dengan bergerak di sektor ekonomi, kehadiran pesantren betul-betul akan akan dirasakan manfaatnya masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
"Dengan begitu pesantren juga turut berkontribusi dalam mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan sebagai problem sosial ekonomi yang hingga saat ini masih menjadi PR kita bersama," ujar alumni yang menjadi Dosen Ekonomi INSTIKA Annuqayah ini.(Mah/han)
___
1 Komentar
Sesuatu halmenarik, lewat usaha-usaha dimaksud, pesantren bisa memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan ekonomi kepada santri-santrinya. Para santri, selain belajar di pesantren juga diajak untuk membantu kegiatan ekonomi yang dikembangkan Oleh IKA-MM Hususnya. Para santri diajari bekerja secara profesional, dan bahkan sebagai imbalan dari keterlibatannya dalam kegiatan ekonomi itu, tatkala tamat dan keluar dari pesantrennya, mereka diberikan modal usaha. Dengan demikian, sementara pesantren, ternyata mampu menjawab persoalan pengangguran terdidik yang selama ini menjadi beban masyarakat maupun pemerintah yang tidak mudah dipecahkan. semoga cepat terlaksana amin yaarobbal alamin.HORAS MASDA
BalasHapus