Banner HIMA 2021

Rindu Yang Tertunda di Jalanan Kota

foto: blogspot.com

Oleh: Diana Citra Lestari*

Di sini ku lalui hari-hari sendiri, tanpamu. Hanya sesosok rindu yang selalu menghantui pikiranku. Merindukan seseorang yang telah lama menghilang dari pandangan mata. Sehingga kita harus menjalani sebuah hubungan yang tak selamanya semua orang senang. Yaitu, LDR (long distance realitionship).

Entah dimana engkau berada, aku pun tak tahu!, tugasku hanya merindukanmu dan harapanku hanya menunggu pulangmu. Jujur saja, menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan bagiku. Namun, karena menunggumu sehingga tidak ada bosan-bosannya untuk selalu setia dan sabar menunggu kedatanganmu. Saat bosan melanda, cengengesanlah yang bisa membuatku sampai menangis tersedu-sedu.

***

Akhirnya, hari-hari yang kujalani sendiri dengan sejuta sepi, kini berakhir juga. Sebuah kejutan yang tak pernah ku duga, kini kau telah kembali dalam dekapanku. Selama ini kau berada jauh, sangat jauh dari sisiku,  dan sekarang kau sendiri yang mencipta jarak sangat dekat sekali.

            Dreet...Dreet....Dreet....

Notifikasi pesan masuk dari WA. Sebuah kontak tertera di layar handpond yang tak asing bagiku.

“maaf sayang, abang lagi sibuk kerja nich, udah dulu yaa... chatnya, dahhh.... see you sayang.” Dalam pesannya.

“iya, nggak apa-apa, selesain dulu kerjanya” balasku judes.

            Setelah lama ku menanti, hingga muak melihat Walpaper Hp-ku yang tak kunjung dibalas juga. Akhirnya, aku off dan memutuskan untuk tidur walau masih belum terlalu larut, namun aku terlelap dalam mimpi. Baru saja ku pejamkan mata, mungkin hanya beberapa menit, ada saja orang usil yang ganggu dan bangunin aku. Dengan rasa malas aku membuka mata dan sedikit mengucek pelan. Dan orang itu terus memanggil-manggil namaku sambal goyangkan tubuhku.

“Cla... cla... clara...” panggilnya sambil menggoyangkan tubuhku.

“Clara... cepat buka matamu, lihatlah siapa aku”, panggilan kesekian kalinya dengan nada bersemangat. Karena, kepalaku sedikit pusing, rasanya berat sekali membuka mata. Lalu ku perhatikan dan ku pandangi lebih dalam objek yang sedari tadi telah mengganggu tidurku, lalu dengan pandangan samar-samar, aku coba mengingat-ingat kembali siapa dia.

       ***

      Dengan mata terbelalak dan rasa tak percaya, ternyata yang berada di samping dan mengganggu tidurku adalah dia yang selama ini aku tunggu–tunggu. Karna saking  rindunya, tanpa disadari, aku telah menghambur ke pelukannya dan memeluknya erat-erat. Tak lupa juga ku ceritakan prihal kegelisahan yang selama ini menggumpal di dada, agar taka ada lagi tangis lantaran penantian.

“Kenapa abang pulang gak bilang-bilang?”. Ujarku sambil memeluk erat.

“Abang sengaja dik, pulang gak bilang siapa-siapa. Karena, abang mau buat surprise buat kamu, adikku tersayang”. Jawabnya sambil mengusap lembut rambutku.

“Bang, kamu lama banget sih pulangnya, adik nungguin abang di sini sampai lumutan nich..!”. Ujarku caper

“Yaelah sayang, hanya empat bulan ditinggal merantau, udah segitu rindunya adik ke abang ya...”. Balasnya, sambil tersenyum pikuk dan aura ketampanannya semakin bertambah saat begitu.

“Apa abang udah nggak sayang lagi sama adik?”. Pertanyaanku kesekian

“Tuh kan, ngaco ngomongnya, gara-gara ditinggal empat bulan saja, fikirannya udah melayang kemana-mana”. Ketusnya.

“Adik serius bang nanyanya?”. Ujarku kembali

“Adik...kalau abang udah nggak sayang lagi, adik udah abang tinggalin dari dulu. tapi karena abang sayang, jadi abang masih bertahan dan tetap memperjuangkan cinta abang ke adik”. Jawabnya sangat komplit banget hingga aku gak bisa menjawab kembali.

“Ya udah, jangan ngomong yang aneh-aneh lagi, abang udah di samping adik sekarang”. Tambahnya.

            Perlahan Clara mengangkat wajah, sesegukan belum juga selesai. Wajahnya memerah menatap Dito kekasihnya, yang tersenyum sambil mengusap sisa air mata di pipi Clara.

                                                                      ***

            Waktu terus berputar, hari demi hari mereka lewati bersama. Hingga menjelang hari yang mereka tunggu-tunggu, dan kini telah tiba. Seiring perjalanan waktu akhirnya pertunangan mereka pun terjadi, tepat d malam senin 06 September 2020, malam yang penuh kebahagiaan bagi mereka.

            Langit yang cerah, bulan bersinar sangat terang, dan bintang-bintang memancarkan keindahannya. Tepat di malam itu pertunangan dilaksanakan, orang-orang berkumpul dan saling bercakap untuk menyaksikan jalannya pertunangan mereka. Selang beberapa saat, akhirnya orang tua dari Clara menyetujui lamarannya.

            Hari esok pun datang dan mereka berniat merayakan pertunangannya di taman.  Mereka sangat bahagia sebab pertunangannya berjalan dengan sempurna. Disini, mereka saling berjanji untuk tidak saling mengecewakan orang tua masing-masing.

      ***

Hari terus berlalu, lalu mereka berunding untuk mempercepat pernikahan karena mereka tidak ingin berjauhan lagi. Setelah berunding mereka bergegas pulang dan memberanikan diri menyampaikan keputusan itu kepada orang tuanya masing-masing. Setelah basa-basi dan mengatakan yang sebenarnya, akhirnya orang tua mereka menyetujui.

            Esok harinya, mereka pergi toko percetakan untuk mencetak undangan. Selesai di percetakan, mereka langsung menuju toko lain untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. Setelah semua kebutuhan dibeli, mereka langsung pulang dan bersiap mendekorasi rumahnya agar terlihat bagus, ya walaupun sederhana. Setelah semua selesai, di hari esoknya mereka mulai menyebarkan undangan kepada teman-temannya. Di undangan tertera waktu pernikahan mereka yaitu tanggal 04 Juni 2022. Setelah semua undangan tersebar, kini mereka tinggal berdoa supaya acara pernikahan berjalan lancar.

                                                                      ***

            Seiring berjalannya waktu, kini tiba pernikahan mereka dimana tepat pada tanggal 04 Juni 2022. Yang akan dilaksanakannya, dan para tamu-tamu yang diundang datang dan menghadiri acara tersebut.Beberapa menit kemudian, sang pengantin pria datang bersama keluarganya dan bersalaman pada keluarga pengantin wanita. Mereka semua duduk dan minum secangkir kopi hangat yang sudah di hidangkan sambil lalu menunggu kedatangan bapak penghulu. Setelah beberapa jam  menunggu, akhirnya pak penghulupun datang dan bersalaman kepada para tokoh-tokoh sang pengantin. Dan, berbincang-bincanglah pak penghulu tersebut kepada orang tua mempelai wanita.

            Singkatnya waktu, akhirnya pernikahanpun dimulai dan para tamu-tamu yang hadir menyaksikan atas akad yang akan dilaksanakan. Setelah beberapa menit kemudian, akadpun dimulai, para tamu undangan saling berdo’a agar akad tersebut berjalan dengan lancar.

"Saya terima, nikah dan kawinnya Clara Puteri Balqis binti Moh. Shalehuddin dengan maskawin cincin emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai".

"Bagaimana, para saksi, sah?".

"Sah....".

Akad selesai dilaksanakan, orang tua, tamu, dan para undangan turut senang sebab prosesi pernikahan berjalan lancar.

“Selamat atas Clara dan Dito, kini kalian sah menjadi suami istri”. Ujar bapak penghulu.

            Akhirnya mereka bahagia bersama dalam membangun bahtera rumah tangga, menuju keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah.

         ***

Selesai

Diana Citra Lestari, asal Lenteng. Santri kelas XI (IPS), aktif berkegiatan di Organisasi Santri Mashlahatul Hidayah (ORISMA) di Komisi C (Bidang Informasi dan Dakwah).

Posting Komentar

0 Komentar