Banner HIMA 2021

Empat Metode Dakwah Kiai Mustandji Yusuf: dari Marah-Marah hingga Ramah-Ramah

Kiai Mudtandji Yusuf, Pengasuh ke-2 Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah Sumenep-Madura. Foto: IKA-MM Dok.

Masda.id - Di tengah-tengah masyarakat yang berbeda latar belakang, seorang dai (pendakwah) membutuhkan metode yang berbeda-beda dalam berdakwah. Lain orang atau kelompok masyarakat lain pula cara dai menyampaikan materi dakwahnya. Metode dakwah diperlukan agar materi dakwah yang disampaikan bisa diterima dengan baik.

Demikian pula yang dipahami dan diterapkan Pengasuh ke-2 Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah Errabu Bluto Sumenep Kiai Mustandji Yusuf (1941-2008). Sebagai tokoh agama dan tokoh masyarakat, Kiai Mustandji memiliki tanggung jawab untuk mendidik masyarakat sesuai dengan ajaran Islam di samping mendidik santri ilmu agama di pesantren.

Baca juga: Mukasyafah: Kiai Mustandji Pernah Mencekek Leher Sendiri karena Akan Datang Tamu Maling Tampar

Metode dakwah Kiai Mustandji pernah ditulis oleh Ainul Yakin dalam Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Al-Iman Vol 1 No 02 Tahun 2017 berjudul Media dan Metode Dakwah Sang Guru (K. Mustandji Yusuf Pengasuh Ponpes. Mashlahatul Hidayah. Ainul menulis ada empat metode yang diterapkan Kiai Mustandji dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat Desa Errabu dan sekitarnya.

Pertama, Metode Bil-lisan (Ceramah). Metode ini sering digunakan Kiai Mustandji ketika mengisi pengajian terhadap santri-santrinya, baik ketika dalam pesantren maupun diluar pesantren Mashlahattul Hidayah.

Penyampaian Kiai Mustandji lebih banyak dengan mengisahkan sejarah para tokoh dan sesepuh  terdahulu yang telah sukses  menanamkan nilai-nilai luhur dan budi  pekerti. Kiai Mustandji beranggapan, dengan menceritakan kisah keteladanan para  sesepuh  terdahulu agar bisa dijadikan untuk kemudian ditiru oleh santri-santrinya.

Kedua, Metode Bil Af'al(tingkah laku). Kiai Mustandji jarang  mengungkapkan langsung dengan kata-kata kalau tidak dalam  forum resmi seperti pengajian. Beliau lebih sering dengan  cara bersilaturrahmi sambil menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Metode dakwah yang beliau ketika bersilaturrahmi  lebih banyak dengan metode dakwah Bilhal, yaitu tingkah laku dan sikap.

Misalnya ketika beliau penyampaian perintah berzakat, beliau langsung memberi uang, terkadang sarung dan barang istimewa  lainnya kepada tuan rumah. Padahal barang-barang  yang  beliau  berikan sebenarnya juga hasil pemberian orang yang bersedakah kepada beliau.

Kiai Mustandji juga sering bersedakah kitab-kitab yang   diajarkan di madrasah kepada santrinya. Beberapa contoh dakwah lain beliau mengajak shalat berjamaah, baik di pesantren maupun dirumah orang yang memang belum istiqamah melaksanakan shalat. Kiai Mustandji juga sering mengajak langsung  para  santrinya  untuk berziarah ke makam-makam.

Ketiga, metode Bis-sifat (karakter/keteladanan). Kiai Mustandji banyak memberikan ajaran-ajaran keteladanan kepada masyarakat  agar mereka mengikutinya. Beliau dikenal sebagai orang yang sabar namun tegas apabila ada yang tidak sepaham  dengan  ajaran Islam.

Selain itu, Kiai Mustandji juga dikenal tawadu, menghormati dan menghargai setiap orang dan tidak membeda-bedakan status sosial. Bahkan beliau tidak jarang menggunakan bahasa halus kepada santrinya dalam rangka Li Tarbiyah wa tatbiq.

Baca juga: Kerendahan Hati Kiai Mustandji Setelah Menyalin Kitab Anni'am Fii Nadzmil Hikam Syeikh Khudaifah

Sifat ketawaduan dan rasa ta'dhim dilakukan terutama kepada gurunya. Sifat ini sudah dilakukannya sejak menjadi  santri  di Pesantren Al-Ishlah Putra. Terutama ketika beliau diminta menikahi Nyai  Mughistah  yang merupakan pona'an gurunya, Kiai H Syamsul  Arifin Noer.

Berkiatan dengan ini Ainul Yakin menulis:

"Metode keteladanan dan sifat beliau di atas ini adalah metode yang tepat untuk menjadi contoh para santri dalam rangka untuk berintraksi sosial, baik dengan lingkungan dan keluarganya sendiri."

Keempat, Metode Silaturrahmi Door To Door. Selama hidupnya Kiai Mustandji sering melakukan tirakat jalan. Ternyata hal ini juga dimanfaatkan untuk berdakwah kepada masyarakat. Kiai Mustandji mampir ke rumah teman, sahabat dan sanak kerabatnya untuk bersilaturrahmi dengan alasan numpang shalat  berjamaah  sambil menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Kiai Mustandji berperinsip sebagaimana pesan Rosulullah bahwa bersilaturrahmi memanjangkan umur dan memperbanyak  rezeki.

Metode dakwah yang beliau sampaikan  ketika  bersilaturrahmi  lebih  banyak dengan metode dakwah bilhal.

Demikian empat metode dakwah Kiai Mustandji.  [M. Arifin].

Posting Komentar

0 Komentar